Tuesday, May 6, 2014

Makanan ini mengandung SIANIDA yang sehari-hari Anda makan

Sehari-hari kita kerap menyantap kentang, tomat, mushroom, apel, dll. Tapi tahukah anda kalau ternyata ada bagian dalam buah atau sayuran yang sering kita santap mengandung racun. Malah beberapa dari racun yang dikandung bikin bulu kuduk merinding, SIANIDA! Ihh..siapa yang nggak bergidik denger kata SIANIDA? Lalu, makanan yang mana yang mengandung SIANIDA, atau persisnya di bagian mana racun paling mematikan itu bersarang.


Asuransi Unit Link Prudential Kendari

US Agency for Toxic Substances and Disease Registry melansir makanan-makanan (buah dan sayuran) yang secara alami mengandung SIANIDA, selain apel, cherri dan almond, yakni, kecambah, singkong, kacang lima, kedelai, bayam dan rebung. Selain sayur-sayuran, buah-buahan yang mengandung SIANIDA selain cherri dan apel adalah, apricot.

Meski demikian, tidak perlu terlalu khawatir, sekalipun mengandung racun berbahaya, namun dilaporkan bahwa racun dalam makanan-makanan itu masih tergolong rendah dan dapat ditoleransi untuk dikonsumsi. Jadi asalkan kita memasak/menyantapnya secara benar, tidak akan mematikan.


Diuraikan juga bahwa SIANIDA dapat diproduksi oleh bakteri tertentu, jamur, ganggang dan berbagai produk lain dari industri manufaktur dan limbah. Jadi jika di daerah anda ada prabrik atau industri yang memproduksi makanan-makanan mengandung SIANIDA, harap berhati-hati karena tidak menutup kemungkinan, limbah dari produksi itu akan menyerah di tanah dan mencemari air anda, sumur misalnya.

Atau bahkan meresap pada tanaman di rumah anda. Dengan demikian tanaman anda pun akhirnya akan mengandung SIANIDA. Seandainya, tanaman anda itu adalah sayur-sayuran, seperti cabai, tomat, kemangi, dll, maka sudah pasti tanaman itupun mengandung SIANIDA. Jadi hati-hatilah!

KENTANG:
Mulai dikenal di Eropa pada abad ke 16. Biasa dipakai dalam menu diet sebagai pengganti nasi. Tapi tahukah anda kalau kentang ternyata mengandung racun, baik dalam dagingnya maupun pada daun. Jika anda mengupas kentang, kemudian melihat semacam garis tipis berwarna hijau, itu menandakan adanya konsentrasi racun glycoalkaloid. Memang kentang beracun tergolong langka, atau jarang ditemukan.Kentang beracun bisa bisa menyebabkan kematian. Biasanya awalnya akan terasa lemas dan serta linglung, setelah sakit beberapa waktu, korban akan koma. Kasus kematian akibat kentang beracun ini marak 50 tahun lalu di Amerika Serikat. Korban mati setelah mengkonsumsi kentang hijau, atau minum teh dari daun kentang.


TOMAT:
Hal lain yang menarik tentang tomat, yang mungkin anda jarang dengar adalah tomat ternyata mengandung racun. Ternyata, tanaman tomat mengandung bahan kimia yang disebut “Glycoalkaloid” yang menyebabkan kegugupan ekstrem serta perut mules. Tomat memang dapat digunakan untuk penyedap rasa pada masakan. Namun sebaiknya, dibuang setelah dimasak, agar racun tidak ikut meresap pada makanan.


RHUBARB:
Merupakan tanaman yang kerap dijadikan bahan dasar pembuatan puding. Tanaman yang mudah tumbuh di rumah ini, mengandung racun pada daunnya. Daunnya mengandung asam korosif yang jika dicampur dengan air dan soda, konsentrasinya akan makin tinggi. Tangkainya dapat dimakan (dan sangat lezat) dan akar sudah dipakai selama di atas 5.000 tahun sebagai obat pencahar.




APEL:
Tahukah anda kalau biji apel, ternyata mengandung sianida? Woooww, jangan kaget. Karena kita tahu kalau sianida sangat mematikan. Hanya saja sianida dalam biji apel dalam kadar yang sangat rendah. Tapi betapapun rendahnya, tetap saja yang namanya sianida, berbahaya! Kita kadang memakannya secara tak sengaja. Namun jangan khawatir, anda tidak akan mati jika hanya mengkonsumsi biji dari sebuah apel. Untuk sakit atau bahkan mati, anda harus banyak memakan biji apel itu. Tidak percaya, coba saja?? Ha..ha..tapi saya sangat tidak menyarankannya! Jika anda makan apel kemudian menemukan adanya ulat, sebaiknya masukkan apel itu ke dalam mangkuk yang berisi air garam, karena air garam akan membunuh ulat.

MUSHROOMS: 
Tapi tidak semua jamur payung beracun, karena kalau kita teliti dan bisa memilih, ada juga jamur payung yg bisa kita konsumsi. Ada beberapa panduan untuk memilih jamur payung untuk dikonsumsi; anda harus memilih jamur yg penutupnya datar, jangan yang atapnya jendol atau menyembul, krn itu yg beracun. Tanda lainnya, pilih yg insangnya berwarna merah muda atau hitam. Jangan yang berwarna putih, krn itu jamur beracun. Perhatikan juga, insangnya harus menutup bawah atap tidak pada batang.
Tapi ingat ya, ini hanya panduan yg umumnya dipakai untuk menandakan beracun atau tidaknya jamur itu. Dan, tidak selamanya persis seperti itu. Jadi hati-hatilah!

CHERRIE:
 Racun pada cherrie terdapat pada biji juga daunnya. Hal ini diketahui betul oleh para pengeloa buah cherrie yg langsung membuang biji dan daunnya dan hanya mengambil dagingnya. Nah buat yg langsung mengkonsumsi cherrie mentah, hati-hati, jangan langsung memasukkan buah kecil seperti anggur itu, kedalam mulut anda. Keluarkan dulu bijinya, dan hanya dagingnya yg dimakan.Asal tahu saja, kalau anda telanjur mengunyah seluruhnya (buah termasuk bijinya) akan sangat berbahaya. Bijinya memproduksi racun ganas yakni sianida hidrogen. So, hati-hatilah!

ALMONDS:
Penjualan almond mentah atau yg berasa pahit, sangat dilarang dan dinyatakan ilegal. Beberapa negara telah memberlakukan peraturan ini. Salah satunya Amerika Serikat yang melarang penjualan almond mentah. Semua almond harus dipanaskan untuk menghilangkan racun dan bakteri.

POHON ELDERBERRY ATAU MURBEI :
Tapi hati-hati lho, di balik kecantikan fisik, tersembunyi bahaya! Akar dan bagian-bagian pohon murbei sangat beracun dan dapat menyebabkan masalah hebat pada perut anda. Jadi kalau anda ingin mengkonsumsi bunga murbei, cukup bunganya saja, jangan bagian lain.


PUFFERFISH ATAU FUGU:
Namun mengkonsumsi fugu tidak bisa sembarangan karena ikan ini ternyata sangat beracun. Ada beberapa kasus kematian karena mengkonsumsi ikan ini secara salah. Hati ikan ini sangat beracun. Karenanya di Jepang, tukang masak fugu di restoran harus memiliki lisensi khusus. Mereka harus kursus selama 2-3 tahun untuk bisa memperoleh sertifikat. Untuk bisa lulus, mereka bukan hanya diuji praktek tapi juga mengikuti ujian tertulis untuk mengetahui kemampuannya soal fugu. Setelah itu mendemonstrasikan cara memotong fugu dan mengolahnya.



No comments:

Post a Comment